Kebudayaan Islam dipahami sebagai aktualisasi atas nilai-nilai yang tertanam dalam hati seseorang atau masyarakat. Sebuah kebudayaan dapat disebut Islami apabila nilai-nilai yang membangkitkan kegiatan dan penciptaan pada manusia adalah nilai-nilai Islam. Dengan kata lain, Islam akan menjadi budaya suatu masyarakat apabila telah menjadikan nilai-nilai Islam sebagai pijakan berbagai kegiatan dalam kurun waktu yang relatif lama, sehingga menjadi tradisi budaya yang menyatu (Qardhawi, 2001).
Islam
yang diwahyukan kepada Muhammad telah membawa bangsa Arab yang semula
terbelakang, bodoh, tidak dikenal dan diabaikan oleh bangsa maju. Salah satu
bukti bahwa pada awalanya bangsa Arab diabaikan oleh bangsa lain adalah pada
saat balatentara Alexander (seorang penduduk kesohor dari dunia masa lampau)
telah menduduki Mesir, setelah itu dipirannya daerah yang akan ditaklukan
berikutnya adalah Persia yang terkenal makmur dan kaya, bukan Arab (lebih dekat
dengan Mesir) yang kering kerontang dan tandus. Islam dengan segala nilai-nilai
dan ajarannya dengan cepat mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan
peradaban yang sangat penting, arinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.
Landasan
kebudayaan Islam adalah agama. Islam tidak seperti masyarakat yang menganut
agama bumi karena agama bukan kebudayaan, tetapi melahirkan. Kebudayaan Islam
itu berada dengan kebudayaan agama Islam, sebagaimana dikemukakan oleh Gibb (http://conformeast.multipy.com)
sebagai berikut.
Islam is
indeed much more than a system of theology, it is a complete civilization
(Islam pada dasarnya lebih dari sekedar sistem teologi, ia adalah suatu
peradaban yang sempurna) karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya
sebuah sistem kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya
dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam.
Kebudayaan
Islam akan tersebar ke dunia luas, jika korps ulama ingin tampil ke depan
dengan suatu ajakan yang ilmiah, jauh dari segala cara berpikir buruk dan
panatik. Kebudayaan ini akan berdialog dengan hati, dengan pikiran dan dapat
dijamin manusia dari segala bangsa akan menerimanya dengan hati terbuka tanpa
dapat dicegah dari ambisi-ambisi pribadi. Menggunakan teori ini mampu
menghantam kuasa kebudayaan luar dari dalam dan mampu meruntuhkan
disiplin-disiplin tradisional humaniora, sehingga kebudayaan Islam menjadi
pedoman besar untuk kebudayaan lain dari segi akal, segi moral yang berpedoman
teguh pada prinsip sabar dan optimis, sampai segi ukhuwah.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan sangat diperhatikan dalam
Islam. Selain itu, kebudayaan juga mempunyai peran untuik membumikan ajaran
Islam yang utama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup umat manuisa. Jadi,
agama bukan kebudayaan, tetapi melahirkan kebudayaan
No comments:
Post a Comment